Apa Saja Gejala dan Ciri Hamil Anggur?
Para pengantin baru tentu senang saat istri mulai mengalami tanda-tanda kehamilan. Namun seketika kebahagiaan mereka lenyap saat sang dokter mengatakan bahwa kehamilan tersebut ternyata hanyalah hamil anggur. Simak penjelasan berikut ini agar Anda tahu lebih banyak tentang ciri hamil anggur.
Apa itu hamil anggur?
Hamil anggur, atau yang dalam dunia medis lebih dikenal dengan sebutan mola hidatidosa, adalah kondisi di mana terdapat tumor yang berkembang dalam rahim. Setelah sel telur dibuahi, seharusnya ia tumbuh menjadi plasenta dan janin, namun sel telur justru tumbuh menjadi sel abnormal yang berkembang menjadi gelembung putih terisi cairan yang menyerupai anggur.
Apa penyebab hamil anggur?
Hamil anggur diperkirakan terjadi karena adanya kesalahan pada materi genetik yang terkandung dalam sel sperma atau sel telur sebelum akhirnya terjadi pembuahan. Kesalahan ini akhirnya menyebabkan dua tipe hamil anggur, hamil anggur komplit dan hamil anggur parsial.
- Hamil anggur dikatakan komplit saat setelah terjadi pembuahan, sel telur berkembang seluruhnya jadi sel-sel abnormal.
- Hamil anggur dikatakan parsial bila sel telur dibuahi oleh 2 sel sperma serta setelah pembuahan, plasenta tidak memberikan nutrisi seperti semestinya, namun justru berkembang jadi sel abnormal.
Beberapa faktor juga berpotensi memicu terjadinya hamil anggur, seperti usia yang lebih dari 35 tahun atau kurang dari 20 tahun, adanya riwayat hamil anggur pada kehamilan sebelumnya serta adanya riwayat keguguran.
Apa saja ciri hamil anggur?
Permulaannya yang serupa dengan tanda-tanda kehamilan sering menyebabkan kesalahpahaman ibu antara gejala kehamilan dengan gejala hamil anggur. Sehingga pada beberapa kasus, hamil anggur baru terdeteksi setelah kehamilan 10 hingga 14 minggu pada saat pemeriksaan rutin dengan USG. Ciri-ciri hamil anggur antara lain:
- Adanya pendarahan dari vagina yang berwarna coklat gelap hingga merah terang pada trimester pertama
- Mual-mual dan muntah-muntah yang parah
- Beberapa kali terasa adanya tekanan atau nyeri pada bagian pelvis.
Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya Anda mulai periksakan ke dokter dan deteksi gejala-gejala lanjutannya seperti:
- Rahim yang membesar dengan pembesaran yang tidak normal dan terlalu besar untuk diprediksikan sebagai tanda kehamilan
- Meningginya tekanan darah
- Adanya kista pada ovarium Anda
- Berkurangnya zat besi dalam tubuh Anda (anemia)
- Timbulnya gejala-gejala penyakit hipertiroid seperti kelelahan, gugup, detak jantung tidak teratur, dan keluarnya keringat berlebihan
- Keluarnya cairan dari vagina Anda.
Setelah Anda terdeteksi positif hamil anggur, guna mencegah komplikasi berkelanjutan, jaringan-jaringan tersebut akan diangkat dengan tindakan medis operasi hingga tak ada yang tertinggal pada rahim Anda.
Kalaupun gejala-gejala yang Anda alami tidak terdeteksi sebagai hamil anggur, namun Anda mengalami keguguran pada 20 minggu pertama dengan penyebab yang tidak diketahui, gejala tersebut sering kali akan diindikasikan sebagai hamil anggur. Keguguran dalam kurun waktu 20 minggu ini biasa terjadi sebagai respon dari tubuh Anda untuk mengakhiri kehamilan yang bermasalah.
Apa dampak hamil anggur pada rahim Anda?
Anda akan disarankan untuk tidak segera hamil dalam beberapa bulan hingga satu tahun hingga Anda menyelesaikan program monitoring hormon Anda. Baiknya Anda diskusikan terlebih dahulu dengan dokter Anda sebelum Anda berencana untuk hamil lagi.
Setelah operasi pengangkatan jaringan abnormal tersebut, pada beberapa kasus, masih terdapat jaringan yang tertinggal pada tubuh Anda dan tetap berkembang menjadi penyakit trofoblastik gestasional (kehamilan abnormal karena adanya tumor ganas). Kejadian ini bisa terjadi pada 1 dari 5 perempuan.
Penyakit trofoblastik gestasional masih dapat ditangani dengan tindakan kemoterapi (Anda masih mungkin akan hamil kira-kira setahun setelah Anda menyelesaikan kemoterapi) maupun dengan pengangkatan rahim (hanya disarankan bagi Anda yang tidak lagi berencana hamil).
Sifatnya yang ganas menjadikan penyakit trofoblastik gestasional ini berpotensi memicu terjadinya kanker. Hal ini mungkin, namun akan sangat jarang terjadi dan pada beberapa kasus masih bisa ditangani dengan kombinasi beberapa pengobatan kanker.